Maret 26, 2010

masih terlalu kecil untuk mengerti

Ayahku bercerita,
Tentang ilalang mati yang Terkapar di tanah merah darah
Tentang elang tamak yang sama sekali tak mau mengalah
Tentang kekupu dan segalanya yang nampak selalu indah

Kemudian ibu bercerita,
Ilalang mati karena tak mau mengurusi kehidupannya sendiri
Elang tamak karena kebutuhannya memang sebegitu banyak
Lalu kekupu dan segalanya yang indah adalah sebuah anugerah

Aku termenung,
Berjuta tanya menggerogoti sisi ketidakpedulianku

Bukankah segala yang terjadi pada alam sudah di gariskan Tuhan?
Tapi mengapa manusia masih BERdebat tanpa menjadi taat?
Bukankah harusnya manusia berusaha menjadi lebih baik?
Tapi mengapa manusia malah memanipulasi yang buruk seolah menjadi baik?
Dan bukankan Tuhan telah memberikan banyak arahan pada manusia biar selamat?
Tapi mengapa manusia tak mendengar seolah merasa hebat?

Ayah dan ibu berpandangan.
Mereka menjawab :
“kau akan menemukan jawabannya lewat kehidupan, nak. Masih banyak yang harus kau lihat dan kau pelajari sebelum kau mengerti”

:)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

ini, ada di facebook kamu jg kan?